:::: MENU ::::

Blog ini memuat informasi-informasi yang berguna dan bermanfaat

  • Suitable for all screen sizes

  • Easy to Customize

  • Customizable fonts.

Sunday 2 December 2012

B eberapa pekan ini sering kita dengar di media baik media cetak maupun media elektronik yang memberitakan tentang konflik, kita pasti bertanya apakah konflik itu ?dan semua orang mungkin juga bertanya apakah sebab-sebabnya ? lalu bagaimana cara mengatasi ?
konflik diartikan sebagai suatu proses social antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara kekerasan maupun pertikaian konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi (hubungan) atau bisa juga komunikasi, perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya menyangkut ciri fisik, adat istiadat, bahkan sampai perbedaan suku. Konflik bertentangan dengan integrasi, konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. Sebaliknya integrasi yang tidak terkontrol mengakibatkan terjadinya konflik. Banyak pemberitaan mengenai konflik diantaranya konflik suku seperti perang sampit-madura konflik politik seperti kasus polri-KPK konflik social seperti tawuran pelajar konflik agama seperti perang Israel-palestina tidak semua konflik itu bersifat negative ada juga konflik yang bersifat positif seperti musyawarah untuk mencapai kesepakatan dalam hal ini diperdengarkan pendapat dari para anggota musyawarah tentunya pendapat itu ada yang setuju ada pula yang tidak setuju konflik positif selain musyawarah bisa juga debat yang diadakan di sekolah-sekolah.
Menginjak kepertanyaan selanjutnya apakah penyebab dari konflik ? konflik dapat terjadi paling kurang ada lima hal yaitu
  • Kesalah pahaman
  • Pemikiran atau paham yang tidak toleransi terhadap perbedaan
  • Perbedaan kepentingan
  • Sifat buruk manusia
  • Ketidakadilan
Jika dijelaskan secara rinci salah paham menyebabkan terjadinya konflik
Lalu yang penyebab konflik yang kedua pemikiran atau paham yang tidak toleransi terhadap perbedaan.
  • Perbedaan agama, perbedaan suku, dan perbedaan pendapat mungkin tidak akan terjadi konflik, jika kita menghormati dan menghargai agama lain, suku lain, dan pendapat lain contohnya saja jika kita menganggap agama kita lebih tinggi derajatnya daripada agama lain.sedangkan Agama lain seakan dijelek-jelekan, tidak dianggap dan bahkan dianggap aliran sesat, biarlah agama lain berkembang dengan sendirinya toh pertanggung jawaban nantinya kelak di akhirat.
  • Lalu perbedaan suku. Di Indonesia terdiri dari berbagai macam suku yang berbeda dari sabang sampai merauke lau bagaimana jadinya jika kita menganggap suku kita yang harus dihormati, yang paling tinggi dan yang paling hebat sedangkan suku lain dianggap rendah.
  • Perbedaan pendapat. Setiap orang mempunyai pendapat yang berbeda-beda jika kita menghargai orang lain dalam mengeluarkan pendapat, mendengarkan orang lain dalam mengeluarkan pendapat alangkah lebih baik daripada tidak mendengarkan pendapat orang lain, tidak menghargia pendapat orang lain bahkan menganggap pendapat orang lain tidak bermutu dan tidak berguna.
  • lalu perbedaan kepentingan. Perbedaan kepentingan antara individu-individu, kelompok-kelompok, individu-kelompok dapat juga menyebabkan terjadinya konflik seperti halnya penggusuran lahan untuk di bangun swalayan.
  • Lalu sifat buruk manusia. Manusia lebih suka menonton orang yang berkonflik atau bertikai daripada membantu menyelesaikan masalah atau melerai hingga akhirnya ikut dalam pertikaian tersebut.
  • Dan terakhir adalah ketidakadilan. Ketidakadilan dalam menyelesaikan sebuah perkara hukum dapat menyebabkan konflik contoh saja jika melihat hukuman yang diberikan seorang pencuri dengan seorang koruptor sangat berbeda sekali, seorang koruptor seakan-akan menikmati di penjara layaknya rumah sendiri bisa bebas membawa fasilitas pribadi ke dalam penjara, makanan yang enak dan layak sedangkan pencuri (maling) jangankan membawa fasilitas pribadi mendapatkan makanan pun hanya dari sebungkus nasi.
    Sekian artikel dari saya semoga kita kembali ke jalan yang benar

0 comments:

Post a Comment

A call-to-action text Contact us